Thursday, September 26, 2019

kebutuhan energi

Kebutuhan Energi: Indonesia Tertinggi di Asean

Indonesia menjadi negara terbesar dalam kebutuhan energi di Asia Tenggara mencapai 44% dari total kebutuhan energi di kawasan tersebut disusul Malaysia sebesar 23% dan Thailand 20%


Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto didampingi Director of Lubricants PT Shell Indonesia Dian Andyasuri dan Vice Presiden Shell Global Commercial Technology Anrew Hepher membuka resmi forum diskusi Shell Indonesia Technology Conference 2016 di Jakarta, berlangsung pada 17-18 Februari 2016 - JIBI.
Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menjadi negara terbesar dalam kebutuhan energi di Asia Tenggara mencapai 44% dari total kebutuhan energi di kawasan tersebut disusul Malaysia sebesar 23% dan Thailand 20%.
Data Asean Center for Energy juga mengungkap bahwa energi fosil diperkirakan akan mendominasi permintaan energi di kawasan tersebut mencapai 80% pada 2030 atau di atas realiasi pada 2011 sebesar 76%.
Sedangkan sektor industri diperkirakan tetap mendominasi pertumbuhan permintaan energi fosil tersebut dengan penaikan sekitar 2,7% per tahun hingga 2035 mendatang.
Perkembangan kebutuhan energi itu dibahas dalam forum diskusi Shell Indonesia Technology Conference 2016 yang diselenggarakan oleh PT Shell Indonesia di Jakarta, pada Rabu-Kamis (17-18/2/2016) ini.
Forum tersebut juga membahas data yang dilansir Dewan Energi Nasional (DEN) tentang kebutuhan energi nasional Indonesia yang akan mencapai 2,41 juta setara barel minyak (SBM) pada 2025.
Perkiraaan jumlah tersebut meningkat sekitar 84% dari total kebutuhan energi nasional pada 2013 yang hanya mencapai 1,243 juta SBM, yang sebagian besar masih didominasi oleh energi fosil.
Adapun kontribusi energi fosil pada 2013 mencapai 94.6 % dari total kebutuhan/konsumsi energi nasional sebanyak 1.357 juta SBM, terdiri dari minyak sebesar 44,0%, gas alam 21,9%, dan batubara 28,7%. Sedangkan sisanya sekitar 5,5 % dipasok dari energi baru dan terbarukan (EBT).
Dian Andyasuri, Director of Lubricant PT Shell Indonesia, mengatakan kondisi tersebut dibahas dalam forum yang digelar untuk membantu para pebisnis memahami bagaimana tantangan energi yang dihadapi dunia, termasuk Indonesia.
“Selain itu juga tentang kepemimpinan Shell dalam teknologi di bidang energi termasuk pelumas yang dapat meningkatkan kinerja bisnis mereka,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Kamis (18/2/2016).
Menurutnya, forum juga memberikan gambaran mengenai bagaimana perencanaan skenario Shell dapat membantu memberikan berbagai solusi energi yang berbeda untuk setiap negara dengan cara dan waktu yang berbeda pula.

0 comments:

Post a Comment