This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, October 16, 2019

hipertensi dan hipotensi

Hipotensi


Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun pada beberapa orang, hipotensi dapat menyebabkan pusing dan lemas.
Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Ketika tekanan darah berada di bawah rentang tersebut, maka seseorang dapat dikatakan menderita hipotensi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, hipotensi dapat menjadi gejala dari suatu penyakit yang sedang diderita.
hipotensi - Alodokter

Penyebab Hipotensi

Tekanan darah dapat berubah sepanjang waktu, tergantung kondisi dan aktivitas yang dilakukan tiap orang. Kondisi ini merupakan hal yang normal, karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan. Tidak hanya pada orang dewasa, tekanan darah rendah juga bisa terjadi pada anak-anak.
Selain itu, hipotensi juga bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti:
  • KehamilanTekanan darah selama masa kehamilan akan menurun seiring berkembangnya sirkulasi darah dalam tubuh ibu hamil.
  • Konsumsi obat-obatan tertentuBeberapa jenis obat dapat menimbulkan efek menurunnya tekanan darah, di antaranya adalah furosemide, atenolol, propranolol, levodopa, dan sildenafil.
  • Ketidakseimbangan hormon
    Beberapa penyakit, seperti diabetes dan penyakit tiroid, menyebabkan penurunan kadar hormon dalam darah, dan berdampak pada menurunnya tekanan darah.
  • DehidrasiKetika kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi, volume darah juga dapat berkurang. Kondisi ini dapat memicu penurunan tekanan darah.
  • InfeksiKetika infeksi yang terjadi dalam suatu jaringan mulai memasuki aliran darah (sepsis), tekanan darah dapat
  • Penyakit jantungTerganggunya fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga tekanan darah akan menurun.
  • Kekurangan nutrisiKekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia dan berakhir pada penurunan tekanan darah.
  • PerdarahanKehilangan darah dalam jumlah besar akibat cedera dapat menurunkan volume dan aliran darah ke berbagai jaringan tubuh, sehingga tekanan darah menurun drastis.
  • Reaksi alergi parah
    Beberapa pemicu alergi (alergen) dapat menimbulkan reaksi alergi parah (anafilaksis) yang berdampak pada menurunnya tekanan darah.
Selain karena beberapa faktor penyebab di atas, hipotensi dapat terjadi ketika mengubah posisi dari duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Jenis hipotensi ini dikenal dengan hipotensi ortostatik atau hipotensi postural.
Hipotensi juga dapat terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama hingga darah menumpuk di bagian tungkai. Kondisi ini disebut juga neural mediated hypotension (NMH). Sebagian besar penderita hipotensi jenis ini adalah anak-anak.

Gejala Hipotensi

Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, kondisi hipotensi atau darah rendah  berisiko menimbulkan gejala sebagai berikut:
  • Pusing
  • Mual dan muntah
  • Lemas
  • Pandangan buram
  • Konsentrasi berkurang
  • Tubuh terasa tidak stabil
  • Pingsan
  • Sesak napas

Kapan Harus ke Dokter

Periksakanlah diri ke dokter jika Anda mengalami gejala hipotensi. Bila setelah diperiksa tekanan darah Anda di bawah normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari tahu penyebab hipotensi tersebut.
Segera hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat jika mengalami gejala syok, seperti jantung berdebar, keringat dingin, hingga sesak napas. Tekanan darah yang sangat rendah hingga menimbulkan syok perlu segera ditangani karena dapat membahayakan nyawa.

Diagnosis Hipotensi

Hipotensi atau darah rendah dapat diketahui melalui pemeriksaan tekanan darah. Dokter akan menggunakan alat pengukur tekanan darah atau sfigmomanometer untuk mengukur tekanan darah.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka yang cukup rendah disertai adanya gejala tertentu, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi kemungkinan kondisi atau penyakit tertentu yang menyebabkan hipotensi. Pemeriksaan yang akan dilakukan dokter meliputi:
  • Tes darahPemeriksaan ini dilakukan dokter untuk memeriksa kadar gula dan kadar hormon di dalam darah pasien.
  • Elektrokardiografi (EKG)Elektrokardiografi bertujuan untuk mendeteksi struktur jantung yang tidak normal dan detak jantung yang tidak beraturan.
  • EkokardiogramTes ini dilakukan untuk memeriksa fungsi jantung dan mendeteksi kelainan yang terjadi pada jantung.
  • Uji latih jantung (stress test)Tes ini dilakukan untuk menilai fungsi jantung saat melakukan aktivitas, dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras, misalnya dengan meminta pasien berjalan atau berlari di atas treadmill atau memberikan obat tertentu yang meningkatkan kerja jantung.
  • Manuver valsalvaTes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas panjang, kemudian menutup hidung dan membuang napas melalui mulut. Tes ini bertujuan untuk memeriksa kondisi saraf dalam sistem pernapasan.
  • Tilt table testTes ini dilakukan terhadap pasien hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri. Dalam pemeriksaan ini, pasien akan dibaringkan di atas meja yang bisa digerakkan ke posisi tegak dan melintang dengan kecepatan tertentu.

Pengobatan Hipotensi

Jika Anda mengalami hipotensi yang disertai gejala, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah duduk atau berbaring. Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan pertahankan posisi tersebut selama beberapa saat. Jika gejala tidak juga mereda, maka perlu dilakukan penanganan oleh dokter.
Pengobatan hipotensi ditentukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Tujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan tekanan darah, meredakan gejala yang muncul, dan mengobati kondisi yang menyebabkan hipotensi.
Penanganan hipotensi yang utama adalah perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti:
  • Memperbanyak konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi, karena garam dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Memperbanyak konsumsi cairan, karena cairan dapat meningkatkan volume darah dan membantu mencegah dehidrasi.
  • Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan tekanan darah.
  • Menggunakan stoking khusus pada tungkai (stoking kompresi) untuk memperlancar aliran darah.
Jika hipotensi disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, dokter akan mengurangi dosisnya, atau mengganti jenis obat bila perlu.
Hipotensi yang disertai gejala syok merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan darurat. Dokter akan memberikan cairan infus, obat, hingga transfusi darah untuk meningkatkan tekanan darah, sehingga mencegah kerusakan fungsi organ.
Setelah menstabilkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan pasien, dokter akan memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebabnya. Misalnya, memberikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi yang sudah masuk ke dalam darah.

Pencegahan Hipotensi

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi gejala hipotensi, yaitu:
  • Menghindari konsumsi minuman berkafein pada malam hari dan membatasi konsumsi alkohol.
  • Makan dalam porsi kecil namun sering, dan tidak langsung berdiri setelah makan.
  • Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur (sekitar 15 cm).
  • Berdiri secara perlahan dari posisi duduk atau berbaring.
  • Menghindari terlalu lama berdiri atau duduk, dan menghindari duduk bersila.
  • Tidak membungkuk atau mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba.
  • Menghindari mengangkat beban berat.

Komplikasi Hipotensi

Pusing dan lemas yang disebabkan hipotensi berisiko menimbulkan cedera pada penderita akibat terjatuh. Sedangkan hipotensi berat hingga menimbulkan syok, dapat membuat tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini berdampak pada terganggungnya fungsi berbagai organ, seperti otak dan jantung.

anemia

Anemia


Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal.
anemia - alodokter
Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk wanita. Untuk mengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi.

Penyebab Anemia

Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal.
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
  • Produksi sel darah merah yang kurang.
  • Kehilangan darah secara berlebihan.
  • Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.
Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya:
1. Anemia akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac.
2. Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.
3. Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6. Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.

Gejala Anemia

Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa mengalami gejala berupa:
  • Lemas dan cepat lelah
  • Sakit kepala dan pusing
  • Kulit terlihat pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Napas pendek
  • Nyeri dada
  • Dingin di tangan dan kaki
Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia.

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri Anda ke dokter apabila merasa cepat lelah atau mengalami gejala anemia yang makin lama makin memburuk.
Bila Anda menderita anemia yang memerlukan pengobatan jangka panjang atau bahkan rutin menerima transfusi darah, maka Anda perlu melakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kondisi yang dapat menimbulkan anemia, seperti penyakit ginjal, gangguan menstruasi, kanker usus, atau wasir.
Bagi ibu hamil, menurunnya Hb merupakan hal yang normal. Untuk menjaga kesehatan ibu dan janin, periksakan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Dokter kandungan akan memberikan suplemen untuk mencegah anemia saat kehamilan.
Bila Anda menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia, misalnya thalasemia, atau memiliki keluarga yang menderita penyakit tersebut, disarankan untuk konsultasi dengan dokter sebelum berencana memiliki keturunan.

Diagnosis Anemia

Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter akan melakukan hitung darah lengkap. Dengan memeriksa sampel darah pasien, dokter dapat mengetahui kadar hemoglobin yang terdapat dalam darah.
Kadar hemoglobin normal tergantung pada usia, kondisi, dan jenis kelamin. Seseorang bisa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin berada di bawah angka berikut:
  • Anak-anak: 11-13 gram per desiliter.
  • Ibu hamil: 11 gram per desiliter.
  • Laki-laki: 14-18 gram per desiliter.
  • Perempuan: 12-16 gram per desiliter.
Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur kadar zat besi, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab dari anemia.
Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari penyebab anemia, seperti:
  • Endoskopi, guna melihat apakah lambung atau usus mengalami perdarahan.
  • USG panggul, guna mengetahui penyebab gangguan menstruasi yang menimbulkan anemia.
  • Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, guna mengetahui kadar, bentuk, serta tingkat kematangan sel darah dari ‘pabriknya’ langsung.
  • Pemeriksaan sampel cairan ketuban saat kehamilan guna mengetahui kemungkinan janin menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia.

Pengobatan Anemia

Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum mengetahui penyebabnya dengan pasti.
Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya adalah:
  • Anemia akibat kekurangan zat besi
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi darah.
  • Anemia pada masa kehamilan
Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat, yang dosisnya ditentukan oleh dokter.
  • Anemia akibat perdarahan
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
  • Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
  • Anemia hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.
  • Anemia akibat penyakit kronis
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah.
  • Anemia sel sabit
Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.
  • Thalassemia
Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang.

Komplikasi Anemia

Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:

Pencegahan Anemia

Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
  • Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
  • Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
  • Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, berkonsultasilah dengan dokter spesialis gizi. Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikan dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.

varises

Pengertian Varises


Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut. Varises ditandai dengan pembuluh vena yang berwarna ungu atau biru gelap, dan tampak bengkak atau menonjol.
Varises dapat terjadi di seluruh pembuluh vena dalam tubuh. Namun, kondisi ini paling sering terjadi di area tungkai, terutama betis, karena tekanan besar saat kita berdiri atau berjalan. Varises juga dapat muncul di bagian panggul, anus (wasir), vagina, rahim, atau kerongkongan (varises esofagus).
varises-alodokter
Sebagian besar kasus varises di tungkai dialami oleh wanita dibandingkan pria. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena varises, yaitu pertambahan usia, berat badan berlebih (obesitas), faktor keturunan, dan lingkungan kerja yang menyebabkan seseorang harus berdiri dalam jangka waktu lama.

Penyebab Varises

Pembuluh vena berfungsi untuk mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Di dalam pembuluh vena terdapat katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah, sehingga darah yang telah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Lemah atau rusaknya katup vena menyebabkan darah berbalik arah dan terjadi penumpukan darah di dalam pembuluh vena. Penumpukan inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh vena melebar.

Diagnosis Varises

Diagnosis varises diawali dengan pemeriksaan riwayat kesehatan, yang meliputi gejala, riwayat penyakit, kebiasaan, lingkungan kerja, dan faktor risiko yang memicu penderita terkena varises. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati bagian tubuh yang mengalami varises. Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan, kecuali dokter mencurigai adanya masalah lain, seperti pada vena dalam (deep vein thrombosis). Beberapa jenis tes penunjang yang mungkin dilakukan adalah USG Doppler dan angiografi.

Pengobatan Varises

Pengobatan varises umumnya disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan, ukuran dan posisi varises, serta tingkat keparahan varises. Tujuan pengobatan adalah meredakan gejala, mencegah varises bertambah parah, dan menghindari terjadinya komplikasi berupa luka atau perdarahan. Metode pengobatan yang umumnya digunakan adalah terapi obat dan memakai stoking khusus yang dinamakan stoking kompresi.
Jika rasa tidak nyaman atau nyeri akibat varises semakin terasa, maka dokter akan merekomendasikan prosedur bedah baik bedah kecil maupun besar, misalnya dengan terapi laser atau mengikat pembuluh vena jika gejala semakin memburuk atau varises telah menyebabkan komplikasi.

stroke

Stroke


Pengertian Stroke


Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.
stroke-alodokter
Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000 penduduk, menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15% kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Stroke iskemik memiliki kejadian yang lebih sering dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik membunuh lebih sering dibandingkan dengan stroke iskemik.
Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.

Gejala dan Penyebab Stroke

Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering dijumpai adalah:
  • Tungkai mati rasa
  • Bicara menjadi kacau
  • Wajah terlihat menurun
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.
Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

Pengobatan dan Pencegahan Stroke

Pengobatan stroke tergantung kepada kondisi yang dialami pasien. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan operasi. Sedangkan untuk memulihkan kondisi, pasien akan dianjurkan menjalani fisioterapi, dan diikuti terapi psikologis apabila diperlukan.
Untuk mencegah stroke, dokter menyarankan untuk:
  • Menerapkan pola makan yang sehat.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman keras.

Komplikasi Stroke

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan nyawa, antara lain:
  • Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai.
  • Hidrosefalus akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak.
  • Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan.

jamtung koroner

Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Bila lemak makin menumpuk, maka arteri akan makin menyempit, dan membuat aliran darah ke jantung berkurang.
Businessman Heart Attack in Isolated
Berkurangnya aliran darah ke jantung akan memicu gejala PJK, seperti angina dan sesak napas. Bila kondisi tersebut tidak segera ditangani, arteri akan tersumbat sepenuhnya, dan memicu serangan jantung.
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung. Terdapat dua jenis arteri koroner, yang sama-sama bercabang dari aorta atau pembuluh darah besar, yaitu:
  1. Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA) – Arteri ini berfungsi mengalirkan darah ke serambi kiri dan bilik kiri jantung. LMCA terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Left anterior descending (LAD) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian depan dan kiri jantung.
- Circumflex (LCX) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian belakang dan sisi luar jantung.
  1. Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA) – Arteri ini mengalirkan darah ke serambi kanan dan bilik kanan. Selain itu, RCA juga mengalirkan darah ke nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular, yang mengatur ritme jantung. RCA terbagi menjadi right posterior descending dan acute marginal artery. Bersama LAD, RCA juga mengalirkan darah ke bagian tengah jantung, dan septum (dinding pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri jantung).
Berdasarkan data WHO, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2015 saja, tercatat lebih dari 7 juta orang meninggal karena PJK. Sedangkan di Indonesia sendiri, lebih dari 2 juta orang terkena PJK di tahun 2013. Dari jumlah tersebut, PJK lebih sering terjadi pada rentang usia 45-54 tahun.

jantung dan pembuluh darah

Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah

Kardiovaskuler

Hingga 63% kematian yang terjadi di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Di Asia Tenggara sendiri, angka kematian sekitar 3,6 juta disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, dimana angka tersebut adalah seperempat dari angka total kematian setiap tahunnya. 1
Di Indonesia sendiri, penyakit kardiovaskuler, stroke dan penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian yang menyebabkan lebih dari 470.000 kematian setiap tahunnya.2
Pada tahun 2014, angka kematian di Indonesia sebesar 1.551.000 jiwa, di mana 37% dari angka kematian tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. 3
PJK adalah nama kelompok penyakit yang mengenai jantung dan pembuluh darah. Contoh dari PJK adalah penyakit jantung koroner (PJK), stroke, trombosis dan peripheral artery disease (PAD). PJK dan stroke dapat disebabkan oleh penyumbatan dalam pembuluh darah.14
Selain itu PJK mempengaruhi struktur dan fungsi dari jantung, seperti :4
    Penyempitan arteri jantung. Serangan jantung. Detak jantung yang tidak normal, atau aritmia. Gagal jantung. Penyakit katup jantung. Penyakit otot jantung (kardiomiopati). Penyakit vaskular (penyakit pembuluh darah).

Apa saja gejala penyakit kardiovaskuler?1

Gejala yang paling umum dirasakan adalah:
  • Nyeri pada dada atau ketidaknyamanan yang bisa berlangsung selama beberapa menit.
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas.
  • Kelelahan dan kelemahan.
  • Berdebar.
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, perut.

Faktor Risiko PJK 5,6

  • Alkohol
    Mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko PJK.
  • Berat Badan
    Kelebihan berat badan dan/atau obesitas meningkatkan risiko PJK.
  • Tekanan Darah
    Tekanan darah tinggi secara langsung dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya PJK.
  • Diabetes dan Prediabetes
    Diabetes secara substansial dapat meningkatkan risiko PJK. Laki-laki dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki risiko terkena PJK 2-4 kali lebih besar, dan risiko ini lebih tinggi lagi pada perempuan dengan penderita diabetes melitus tipe 2.
  • Makanan
    Salah satu alasan mengapa angka kejadian PJK di Indonesia meningkat adalah pola makan yang kurang sehat, yaitu mengonsumsi lemak jenuh, kurangnya asupan sayur, dan buah-buahan. Selain itu, konsumsi garam juga sebaiknya dibatasi.
  • Olahraga
    Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2002, PJK yang terjadi di negara maju disebabkan oleh kurangnya kegiatan fisik (olahraga).
  • Kolesterol Tinggi
    Risiko PJK secara langsung berhubungan dengan tingkat kolesterol.
  •  Merokok
    Merokok menyebabkan kematian yang berhubungan dengan PJK. Perokok pasif juga rentan terhadap bahaya kesehatan kardiovaskuler. Perokok pasif secara terus-menerus meningkatkan risiko PJK dengan kira-kira 25%.

Mengobati Penyakit Jantung Koroner7

Pengobatan dan perawatan yang dapat dilakukan untuk penyakit kardiovaskuler menggabungkan beberapa metode, seperti pemeriksaan fisik, cek darah untuk mengetahui kadar lemak, kolesterol dan trigliserida dalam darah, elektrokardiogram (ECG atau EKG), X-ray dada, uji tingkat stress dan imaging tests dan angiocardiography.
Sedangkan untuk pencegahannya dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup, termasuk mengurangi konsumsi makanan berlemak dan tinggi garam, berolahraga secara rutin, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
Selain itu, obat-obatan resep tertentu juga dapat mengurangi timbulnya PJK dan dapat mencegah PJK.

Trombosis Vena Dalam

Trombosis Vena Dalam (TVD) terjadi akibat pembekuan darah pada satu atau lebih pembuluh darah. Selain dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki, TVD juga sering terjadi tanpa adanya gejala atau tanda-tanda. TVD juga kerap terjadi pada seseorang yang mengalami kondisi medis yang memengaruhi pembekuan pada darah seperti pasien bed rest total yang tidak dapat bergerak dari tempat tidur (termasuk pasien pasca operasi yang tidak banyak bergerak selama suatu waktu). 9
Gumpalan darah yang terbentuk pada pembuluh darah vena disebut venous thrombosis. TVD biasanya terjadi pada pembuluh darah tungkai di mana vena lebih besar yang berjalan melalui otot-otot betis dan tungkai. TVD dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan pada kaki dan jika tidak ditangani dapat menjadi sangat serius, karena gumpalan darah melepaskan diri dan mengalir ke paru dan menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah di paru (pulmonary embolism). Kondisi ini dapat berisiko gangguan pernapasan dan berisiko fatal. 8
TVD dan pulmonary embolism juga diketahui sebagai venous thromboembolism (VTE).12

Penyebab Trombosis Vena Dalam10

Pada dasarnya darah mengalir di dalam tubuh. Namun jika darah tidak mengalir maka hal tersebut memperlihatkan bahwa terjadi pembekuan atau penggumpalan darah. Terbentuknya pembekuan atau penggumpalan darah dapat disebabkan oleh beberapa kondisi di bawah ini:
  •  Imobilitas, misalnya duduk dalam perjalanan yang panjang, rawat inap, operasi, trauma pada tungkai bawah dengan atau tanpa operasi, kehamilan dan post partum, obesitas.
  • Koagulasi darah lebih cepat dari yang seharusnya (hypercoaguability).

Gejala dan Tanda Trombosis Vena Dalam11

Beberapa gejala dan tanda dari TVD:
  • Pembengkakan.
  • Nyeri.
  • Peningkatan suhu, kram, atau nyeri di area yang bengkak atau nyeri, biasanya betis atau tungkai.
  • Kulit kemerahan atau pucat.
TVD yang tidak ditangani dapat menjadi emboli paru, di mana gejalanya adalah :
  • Sesak napas.
  • Sakit saat mengambil napas yang dalam.
  • Napas cepat.
  • Peningkatan denyut jantung.
Gejala dan tanda lain pada pulmonary embolism adalah batuk, dengan atau tanpa darah; perasaan cemas atau takut; pusing atau pingsan; dan berkeringat.

Faktor Risiko Trombosis Vena Dalam12

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan TVD yaitu:
  • Imobilitas, termasuk rawat inap dalam jangka waktu panjang karena sakit atau kecelakaan, perjalanan panjang (mobil atau pesawat).
  • Kehamilan.
  • Konsumsi pil kontrasepsi atau terapi hormon.
  • Merokok.
  • Kanker.
  • Operasi yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah pada kaki atau tangan.
  • Menurun secara genetik dalam hal pembekuan darah.
  • Obesitas.

Pencegahan Trombosis Vena Dalam13

Jika seseorang memiliki risiko mengalami TVD beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah pembekuan darah yaitu:
  • Berhenti merokok.
  • Konsumsi makanan sehat.
  • Rutin berolahraga.
  • Menjaga berat badan.
  • Mobilisasi dini.
  • Mendapat obat antikoagulan/profilaksis lainnya.
Temui dokter sebelum melakukan perjalanan panjang jika seseorang pernah mengalami TVD. Selain itu, cara mencegah TVD saat melakukan perjalanan jauh adalah mengonsumsi banyak air, melakukan latihan kaki sederhana, beristirahat, dan berjalan singkat.

Pengobatan Trombosis Vena Dalam10

Pengobatan TVD biasanya dengan mengonsumsi obat antikoagulan yang dapat menurunkan kemungkinan darah menggumpal dan menghentikan gumpalan darah menjadi besar.
  • Konsumsi obat
    • Antikoagulasi atau pengencer darah dapat menghentikan gumpalan darah membesar atau mencegah terjadinya penggumpalan baru lainnya. Beberapa efek samping dari obat ini termasuk pendarahan dapat terjadi jika mengonsumsi obat pengecer darah, seperti aspirin.
    • Thrombin inhibitor dapat menghentikan proses pembekuan dan dapat digunakan bagi orang yang tidak dapat mengonsumsi heparin.
    • Thrombolytics dapat digunakan untuk mengencerkan gumpalan darah yang besar yang dapat menyebabkan beberapa gejala dan komplikasi yang serius. Karena thrombolytics dapat menyebabkan pendarahan, maka penggunakannya hanya pada kondisi yang sangat serius atau jika sudah mengancam jiwa, termasuk emboli paru.
  • Kateter untuk menghilangkan thrombus
    Dalam beberapa kondisi darurat, dokter akan melakukan kateter untuk menghilangkan thrombus. Prosedur ini menggunakan tube yang fleksibel untuk menjangkau gumpalan darah pada paru. Dokter akan memasukkan alat ke dalam tabung untuk memecah gumpalan atau mengalirkan obat melalui tabung.
  • Vena cava filter
    Seseorang yang tidak dapat mengonsumsi obat pengencer darah akan memerlukan vena cava filter yang akan menangkap gumpalan darah sebelum gumpalan tersebut mengalir ke paru, hal ini dilakukan untuk mecegah pulmonary embolism. Namun, filter tidak menghentikan penggumpalan darah baru. Biasanya saringan tidak dianjurkan jika orang tersebut mengonsumsi pengencer darah.
  • Sumber:https://www.sanofi.co.id/id/kesehatan-anda/obat-resep/gangguan-jantung-dan-pembuluh-darah

darah

Sederet Fakta Mengejutkan Tentang Darah Manusia


Darah merupakan komponen penting yang dibutuhkan tubuh. Tanpa adanya darah, maka organ di dalam tubuh Anda tidak bisa bekerja secara optimal. Menariknya, darah menyimpan banyak fakta mengejutkan yang mungkin tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Yuk, intip berbagai fakta tentang darah dalam ulasan berikut.

Darah berperan sebagai alat transportasi


Darah adalah cairan berwarna merah yang membuat tubuh Anda bisa bekerja secara normal. Dalam tubuh, cairan ini berperan sebagai alat transportasi yang bertugas untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan berbagai senyawa penting lainnya ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan.
Di saat yang bersamaan, cairan ini juga bertugas untuk membawa zat sisa yang sudah tidak berguna lagi ke sistem ekresi atau pembuangan, termasuk ke dalam ginjal, paru-paru, dan hati.
Cairan juga ini membantu melawan kuman atau bakteri penyebab penyakit yang menyerang sistem imun.
Ada satu hal terakhir yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya. Cairan ini ternyata juga berperan untuk membawa panas ke kulit. Ya, cairan ini mampu membuat bagian luar tubuh Anda (seperti jari tangan dan kaki) tetap hangat karena panas yang dibuat di pusat tubuh, seperti jantung dan otot, di bawa ke area tersebut.

Jumlah volume darah anak dan orang dewasa sama


Mengutip Livescience, Daniel Landau, dokter spesialis hematologi dan kanker di University of Florida Cancer Center mengatakan tubuh orang dewasa sehat rata-rata mengandung sekitar 4-5 liter darah.
Jika Anda kekurangan darah, Anda mungkin akan kehilangan sekitar 8-10 persen dari total berat badan Anda. Jadi, jika Anda memiliki berat badan 54 kilogram, maka sekitar 4-5 kilogram dari total berat badan Anda adalah darah.
Selain itu, Anda mungkin beranggapan bahwa jumlah volume darah orang dewasa dan anak-anak berbeda. Faktanya, jumlah volume dalam tubuh orang dewasa dan anak-anak sebenarnya sama. Namun, karena ukuran organ dalam tubuh anak relatif lebih kecil, maka volume cairan yang mengisi tubuh mereka tampak lebih banyak.

Darah terbuat dari banyak komponen


Cairan merah yang mengalir dalam tubuh Anda terdiri atas beberapa komponen. Setiap komponennya memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Secara umum, berikut berbagai komponen penyusun cairan yang menjadi sumber kehidupan ini.
1. Plasma darah
Lebih dari setengah komponen cairan ini adalah plasma darah. Cairan berwarna kuning bening ini mengandung air sebanyak 92 persen, sementara 8 persen sisanya merupakan campiran dari gula, lemak, protein, dan garam.
Tugas utama cairan plasma adalah mengangkut semua sel-sel darah bersama nutrisi, antibodi, produk limbah, protein, dan bahkan hormon ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan. Cairan plasma juga berfungsi untuk menyeimbangkan volume darah serta garam, termasuk kalium, natrium, kalsium, klorida, bikarbonat, dan magnesium.

2. Eritrosit

Sel darah merah, atau yang juga disebut dengan eritrosit merupakan sel yang paling banyak terkandung dalam darah. Per detiknya, tubuh manusia bisa memproduksi sekitar 2 juta eritrosit dan diperkirakan ada sekitar 150 miliar eritrosit dalam setiap 1 ons darah Anda. Menariknya, stres bisa membuat tubuh memproduksi eritrosit 7 kali lipat lebih banyk dari jumlah tersebut!
Selain paling banyak, sel ini juga memiliki tugas penting. Bersama dengan hemoglobin, eritrosit bertugas untuk membawa oksigen dari paru ke seluruh tubuh serta mengakut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.  Hemoglobin sendiri merupakan protein khusus yang memberi warna merah pada eritrosit.
Sel ini berbentuk bulat dan di bagian tengahnya terdapat cekungan (bikonkaf) yang jika diamati menggunakan alat khusus nampak seperti donat. Tidak seperti banyak sel lainnya, eritrosit tidak memiliki nukleus (inti sel), sehingga mereka bisa berubah bentuk dengan mudah. Hal tersebutlah yang memudahkan eritrosit melewati berbagai pembuluh di tubuh Anda.
Eritrosit di produksi sumsum tulang dan dapat bertahan hidup sekitar empat bulan atau 120 hari. Persentase volume seluruh darah yang hanya terdiri dari eritrosit disebut hematokrit.

3. Leukosit

Di dalam tubuh, leukosit atau sel darah putih jumlahnya memang sedikit, yaitu sekitar 1 persen dari total volume darah Anda. Meski begitu, tugas leukosit tak boleh dipandang sebelah mata. Leukosit bertanggung jawab untuk melawan infeksi virus, bakteri, dan jamur yang memicu perkembangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sel darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut.
Sama dengan eritrosit, leukosit juga diproduksi di sumsum tulang dengan berbagai jenis yang berbeda-beda, meliputi limfosit, basofi, eosinofil, neutrofil, dan monosit. Semua jenis leukosit memiliki tugas yang sama untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, sehingga Anda terhindar dari infeksi penyebab penyakit. Tergantung jenisnya, leukosit bisa bertahan hidup cukup lama, entah itu dalam hitungan hari, bulan, hingga tahun.

4. Trombosit

Tidak seperti eritrosit dan leukosit, trombosit sebenarnya bukan sel, melainkan fragmen sel yang berukuran sangat kecil. Trombosit memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah (koagulasi). Ketika Anda mengalami luka, trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin untuk menghentikan perdarahan sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru di area yang mengalami luka.
Di dalam darah, jumlah trombosit yang normal berkisar dari 150 ribu – 400 ribu per mikroluter darah. Jika jumlah trombosit dalam tubuh lebih tinggi dari kisaran normal, maka Anda berisiko mengalami pembekuan darah yang bisa menimbulkan penyakit stroke dan serangan darah.
Sebaliknya, jika trombosit Anda lebih rendah dari kisaran normal, maka Anda berisiko mengalami perdarahan hebat karena darah sulit membeku.

Darah manusia terdiri dari banyak jenis


Tahukah Anda bahwa setiap orang memiliki golongan darah (goldar) yang berbeda-berbeda? Perbedaan goldar ini didasari oleh ada tidaknya antigen pada eritrosit dan cairan plasma. Antigen sendiri dikelompokkan ke dalam delapan goldar dasar, yaitu A, B, AB, dan O. Setiap jenis goldar ini bisa positif dan negatif.
Secara umum, berikut penjelasan singkat dari masing-masing goldar.
  • A: Anda hanya memiliki antigen A pada eritrosit dan antibodi B dalam cairan plasma
  • B: Anda hanya memiliki antigen B pada eritrosit dan antibodi A dalam caira plasma
  • AB: Anda memiliki antigen A dan B pada eritrosit, tetapi Anda tidak memiliki antibodi A dan B di dalam plasma
  • O: Anda tidak memiliki antigen A dan B pada eritrosit, tetapi Anda memiliki antibiodi A dan B di dalam plasma
Beberapa orang juga memiliki penanda tambahan pada darahnya. Penanda tambahan ini disebut dengan rhesus (faktor Rh), yang dikelompokkan lagi menjadi “positif” atau “negatif” (artinya tidak memiliki faktor Rh). Misalnya begini, goldar Anda mungkin A+ (positif), sementara teman Anda B- (negatif).
Anda tak perlu khawatir jika Anda tak punya penanda tambahan. Pasalnya, ada atau tidaknya penanda tambahan tidak akan membuat Anda menjadi lebih sehat atau lebih kuat. Penanda tambahan hanya soal perbedaan genetik, seperti memiliki mata biru atau rambut merah.

Hanya sedikit orang dengan goldar AB negatif


Goldar Anda AB negatif? Selamat! Anda termasuk kategori orang yang unik. Pasalnya, goldar ini terbilang sangat jarang ditemui. Hanya segelintir orang saja yang memiliki goldar AB. Hal ini bahkan sudah dibuktikan oleh para ahli.
Mengutip dari laman Medical Daily, para ahli dari Standford School of Medicine menemukan proporsi goldar dalam suatu kelompok masyarakat.
  • A positif: 35,7 persen
  • A negatif: 6,3 persen
  • B positif: 8,5 persen
  • B negatif: 1,5 persen
  • AB positif: 3,4 persen
  • AB negatif: 0,6 persen
  • O  positif: 37,4 persen
  • O negatif: 6,6 persen
Nah, dari temuan di atas sudah sangat jelas bahwa dibanding dengan goldar lainnya, goldar AB negatif memiliki proporsi yang lebih kecil. Meski begitu, hasil penelitian ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa hanya sedikit orang yang memiliki goldar AB negatif di setiap negara. Hal ini karena proporsi goldar dalam satu kelompok akan tergantung pada latar belakang etnis dan wilayah negara.
Misalnya saja golongan darah B lebih banyak ditemukan pada orang Asia, sementara golongan darah O banyak ditemukan di Amerika Latin.

Spesialis hematologi, dokter yang menangani masalah darah


Jika Anda mengalami masalah kesehatan yang berkaitan dengan darah, Anda bisa berkonsultasi ke dokter spesialis hematologi. Dokter spesialis hematogi memiliki tugas untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan darah. Termasuk, penyakit kanker maupun non kanker yang memengaruhi komponen darah dan/atau organ yang memproduksi cairan ini, seperti limpa, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening.
Sebelum memutuskan untuk berkonsultasi ke spesialis hematologi, Anda disarankan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait yang akan Anda pilih. Anda bisa mencari informasi dari website rumah sakit terpercaya, bertanya langsung pada dokter langganan Anda, membaca testimoni para pasien dari forum-forum di internet, atau bahkan menggali info dari suster atau karyawan di rumah sakit tempat dokter tersebut praktik.
Nah, ketika sudah menemukan dokter spesialis hematologi yang tepat, tanyakan semua hal yang memang Anda ingin ditanyakan. Mulai dari kondisi kesehatan, perkembangan penyakit, hingga pilihan pengobatan yang mungkin akan Anda terima. Seorang dokter profesional yang berpengalaman akan menjelaskan dengan baik semua pertanyaan yang Anda ajukan.

Donor darah punya banyak manfaat

Donor darah tidak hanya menguntungkan bagi penerimanya saja, tapi juga bermanfaat untuk pendonornya. Berikut beberapa manfaat donor darah yang harus Anda ketahui:

1. Bikin lebih bahagia


Sebuah penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa pendonor yang ingin menolong sesana berisiko lebih rendah mengalami kematian dini ketimbang yang mendonor karena kepentingan sendiri atau bahkan tidak mendonorkan sama sekali.
Tak hanya itu, menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan juga akan membuat kita merasa lebih bahagia. Rasa bahagia ini bisa ditumbuh karena Anda merasa berguna dan bermanfaat untuk orang lain.

2. Mencegah penyakit jantung


Kegiatan yang dapat menyelamatkan nyawa orang ini ternyata dapat menurunkan kekentalan darah jika dilakukan secara teratur. Kekentalan darah sendiri merupakan salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Jika darah yang mengalir di dalam tubuh terlalu kental, maka risiko terjadinya gesekan antara darah dan pembuluh juga semakin tinggi. Jika sudah terlanjur terjadi gesekan, maka sel-sel dinding pembuluh bisa mengalami kerusakan yang pada akhirnya memicu terjadinya penyumbatan (ateroskrelosis).

3. Membantu menurunkan berat badan


Anda berencana menurunkan berat badan? Cobalah rutin donor darah. Pasalnya, kegiatan ini bisa jadi cara efektif untuk membakar kalori yang menumpuk dalam tubuh.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of California, San Diego Amerika Serikat, rata-rata orang dewasa dapat membakar 650 kalori saat memberikan 450 ml darahnya, lho! Meski efektif membakar kalori, tapi perlu diingat juga bahwa kegiatan ini tidak dapat dijadikan sebagai pilihan program penurunan berat badan.
Anda tetap harus menerapkan pola hidup sehat dengan memperhatikan asupan makanan dan olahraga secara teratur supaya dapat mencapai berat badan yang ideal.

4. Menurunkan risiko kanker


Dengan menjadi pendonor, Anda berarti ikut membantu tubuh dalam membuang kelebihan zat besi yang menumpuk di dalam tubuh. Dalam jumlah yang tepat, zat besi memang menawarkan banyak manfaat untuk tubuh.
Sebaliknya, pnumpukkan zat besi yang terlalu banyak dalam tubuh dapat meningkatkan radikal bebas yang bisa memicu penuaan dini dan penyakit kanker. Setidaknya itu yang ditemukan oleh salah satu penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal of National Cancer Institute. 

5. Mendeteksi penyakit serius


Kegiatan satu ini bisa jadi salah satu cara mengatahui bagaimana kondisi kesehatan Anda, lho. Pasalnya, ketika Anda ingin melakukan kegiatan ini, Anda akan terlebih dahulu dicek kesehatannya.
Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh, menanyakan riwayat kesehatan, hingga melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa Anda berada dalam kondisi yang baik. Jadi selain membantu orang lain yang membutuhkan darah, Anda juga dapat mendapatkan cek kesehatan secara cuma-cuma.

Tidak semua orang bisa donor darah


Meski bermanfaat, Anda tak boleh asal melakukan kegiatan mulia ini. Pasalnya, ada banyak syarat yang harus Anda penuhi sebelum melakukannya.
Sebelum donor, pastikan kalau Anda memenuhi syarat-syarat wajib di bawah ini.
  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Berusia 17-65 tahun.
  • Memiliki berat badan minimal 45 kg.
  • Tekanan sistolik minimal 100-170, dan tekanan diastolik 70-100.
  • Kadar hemoglobin berkisar antara 12,5 g/dl sampai 17 g/dl.
  • Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak pendoran sebelumnya.